Senin, 30 Mei 2011

Sejarah Alawiyin Pidie

Oleh : Sayed Mahmud Al Mahdaly
Amma ba’du…!!

Syukur Alhamdulillah, kita panjatkan kehadhirat Allah SWT, Karena telah diberikan kesehatan kepada penulis sehingga dapat menyusun risalah singkat dan sederhana ini.

Allah telah menciptakan manusia ini berpuak-puak, bersuku-suku, dan berbangsa-bangsa, untuk saling mengenal sesamanya.

Diantara bangsa-bangsa yang Allah ciptakan,tersebutlah suatu bangsa ditanah arab yaitu bangsa Quraisy, artinya “Bangsa Mulia”. Dari bangsa quraisy ini ada yang kafir ada yang islam.

Hanya keturunan Muhammadlah yang Islam. Muhammad telah lahir pada malam senin tanggal 12 rabiul awal, tahun gajah (571 M). Muhammad lahir dari pernikahan Abdullah dan Aminah ( keduanya keturunan Quraisy ). Sejak kecil Muhammad menjadi yatim piatu dan ketika beranjak dewasa beliau ikut berniaga ke negeri syam bersama kakeknya Abdul Muthalleb. Kemudian Muhammad diangkat menjadi rasul, sebagai penutup segala nabi. Beliaulah khataman nabi, yaitu sayyidil awwalin wal akhirizzaman..

Nabi Muhammad meninggalkan dua pusaka agung untuk ummatnya,yaitu Al-quran dan Al-hadits (pedoman hidup ummat islam).Nabi Muhammad meninggalkan seorang putri yang bernama sayyidatina Fathimah Az-zahra,yang kemudian dinikahkan dengan Sayyidina Ali ra, yang melahirkan dua kebajikan “Hasan dan Husein”. Dari cucu Rasulullah “Hasan dan Husein” inilah berkembang nasab-nasab mulia.

Husein menurunkan keturunannya: Sayyidina Zainal Abidin, Anaknya: Sayyidina Muhammad Baqir, Anaknya: Sayyidina Ja’far As-siddiq.

Dari keturunan Sayyidina Ja’far As-siddiq inilah berkembang beribu-ribu keturunan di seluruh dunia islam, dan merekalah yang meneruskan perjuangan rasulullah sampai sekarang.

Dari keturunan tersebut diatas terciptalah beratus-ratus marga yang tersebar di seluruh Negara-negara islam di dunia.

Dalam risalah yang singkat dan sederhana ini, penulis Ingin menguraikan secara singkat tentang silsilah seseorang yang bernama “Sayyid ‘Athaillah”, yang menurut cerita berasal dari garis keturunan nasab mulia.Sayyid ‘Athaillah lahir dan wafat di tanah Arab,beliau mempunyai seorang putra bernama Sayyid Abdul karim, juga lahir dan wafat di tanah arab. Sayyid Abdul Karim mempunyai seorang putra yang bernama Sayyid Muhammad, beliau menetap di Madinah Al-munawwarah.

Pada tahun 711 H, Sayyid Muhammad hijrah ke Atjeh bersama 3 orang lain yang senasab. Salah seorang di antara mereka kembali ke tanah arab ( Hadhral maut ). Satu orang di angkat menjadi raja di kerajaan pasai, satu orang lagi hijrah ketanah jawa dan juga menjadi raja turun temurun sampai ke kerajaan demak ( Raden fatah ). Dari keturunan raja demak tersebutlah Sayyid ‘Athaf, dari keturunan Sayyid ‘Athaf berkembang sampai ke ujung Sumatra

( Tanah Atjeh bagian barat,tepatnya di meulaboh, daerah Peuluekueng, yang sekarang lebih dikenal dengan “Keluarga Abu Peuluekueng”.

Urutan silsilah Sayyid ‘Athaf, Anaknya:

- Habib Abdul Qadir Rama’any, Anaknya:

- Habib Abdurrahim Quthubul Wujud, Anaknya:

- Habib Muhammad Yasin, Anaknya:

- Habib Mahyiddin/Habib Muda (Quthub Nisbah), Anaknya:

1. Abu Habib Quraisy

2. Abu Habib Qudrat

3. Habib Puteh

Demikianlah uraian tentang 3 orang yang senasab dengan Sayyid Muhammad.



URAIAN CERITA TENTANG SAYYID MUHAMMAD BIN SAYYID ABDUL KARIM BIN SAYYID ‘ATHAILLAH.

Sayyid Muhammad yang datang ke Atjeh pada tahun 711 H, tidak menjadi raja beliau menjadi ulama di pantai utara Atjeh, tepatnya di juli Bireun(Pembawa Thariqat Syathariyah).. ( 2 )

Beliau hidup di juli bireun.dan memiliki beberapa gelar / nama lain diantaranya: ( 3 )

- Sayyid Muhammad ‘Asyiq Madinatir rasul di negeri juli,

- Sayyid Muhammad ‘Asyiq.

- Sayyid Madinah

Adapun Sayyid Muhammad Bin Sayyid Abdul Karim Bin Sayyid ‘Athaillah menurunkan 9 keturunan di Atjeh (Serambi Mekkah):

1. Geujruen Sayyid Geumpa di juli

2. Geujruen Medan

3. Geujruen Paksa di juli

4. Geujruen PO Meugat di juli

5. Geujruen Sie Keubeue di juli

6. Geujruen Nyak Qin

7. Gejruen Syieq Ek

8. Gejruen Ee/Geujruen Aulia/Sayyid Ahmad/Sayyid Muhammad Basyar,di juli

9. Teungku Syik di Glong glang/Teungku Syik di Gleung Glang.di Atjeh Tengah.

Ke 9 orang putra Sayyid Muhammad tersebut mempunyai cerita tersendiri di kalangan masyarakat Aceh utara pada umumnya. Dan Masyarakat juli khususnya. Cerita tentang mereka mungkin hampir hilang di kalangan masyarakat sekarang.

Pada halaman lain risalah ini akan penulis uraikan lebih lanjut cerita tentang Putra-putra Sayyid Muhammad Bin Sayyid Abdul karim Bin Sayyid ‘Athaillah.

Akhirnya Sayyid Muhammad ‘Asyiq Madinatirrasul Kembali ke hadhirat Allah Rabbul ‘Alamin, dan di makamkan di Cot trieng Juli – Bireun Atjeh.

Salah seorang dari 9 Putra Sayyid Muhammad yaitu Sayyid Ahmad/Sayyid Muhammad Basyar mempunyai dua orang putra yang bernama Sayyid Abdul Ghafur dan Sayyid Abdul Syakur.Mereka lahir dan wafat di juli.

Sayyid Abdul Ghafur mempunyai seorang putra yang bernnama Sayyid Abdul Kabir Ar-raniry, beliau pernah bermukim dan menuntut ilmu di Ar-raniry.

Sayyid Abdul kabir menikah dengan seorang wanita, putri dari ulama Pante Geulima di Meureudu. ( 4 )

Pada awal abad ke 12 H, Sayyid Abdul Kabir Ar-raniry dari negeri juli hijrah ke negeri Busu bersama istrinya atas perintah raja di waktu itu untuk menjadi mufti di negeri Busu di masa kerajaan Atjeh. Beliau menetap di Busu bersama istrinya. Setelah sekian lama menetap dan menjadi seorang ulama di Busu yang membidangi ilmu agama tentang thariqat “Syatthariyah”. Beliaulah yang pertama membawa thariqat Syatthariyah ke negeri Busu.

Akhirnya Sayyid Abdul Kabir Ar-Raniry menjadi seorang Teungku Syik di Busu dengan gelar Teungku Chik di Juli.Beliau mendapat nama lain dengan sebutan “Sayyid Syaikh Quthub Abdul Kabir Ar-Raniry.Adapun beliau mempunyai 2 orang anak,yaitu Sayyid Syaikh Quthub Nuruddin dan Syaikh Muhammad Bara ah.

Sayyid Syaikh Quthub Abdul Kabir Ar-Raniry lahir di Juli Bireuen dan wafat serta dimaqamkan di sebuah Kampung/Gampong yaitu Meunasah Arra atau Meunasah Lingkok sekarang.

Salah seorang putra Sayyid Abdul Kabir ialah Sayyid Syaikh Quthub Nuruddin,beliau lahir di Meunasah Arra Busu,dan setelah dewasa beliaulah yang menggantikan orang tuanya,selaku penerus ‘Thariqat Syaththariyah yang tempatnya di Meunasah Tjut atau Meunasah Coh,yang sekarang tinggal nama

Syaikh Nuruddin menikah dengan seorang wanita yaitu putri Habib Lampoih U yang bernama Cut Rumoh Raya dan menetap di meunasah Coh.

Pada suatu ketika 4 abad yang silam terjadi suatu masaalah antara Sayyid Syaikh Quthub Nuruddin dengan keluarga ulee balang yang berdomisili di sekitar dayah/tempat pengajian(meunasah coh),di Rumoh Raya diadakan acara pesta (piasan malam) yang merupakan hiburan masyarakat yang telah mendarah daging di hati masyarakat,hal itu bagi Teungku Syaikh tidak seperinsip,akhirnya Tgk Syaikh melarangnya.Tapi masyarakat tak mau mengindahkannya.Jadi Tgk Syaikh tak sanggup melawan hal tersebut,akhirnya terpaksa hijrah ke tempat lain.

Adapun tempat hijrahnya Sayyid Syaikh Quthub Nuruddin adalah suatu tempat bekas sungai yang sering disebut orang bekas pante krueng.

Di sanalah beliau mulai hidup baru bersama keluarganya.Di tempat itu pula beliau membangun dayah tempat pengajian yang baru bersama masyarakat yang setia kepadanya.Sedangkan dayah Meunasah Cut dipimpin oleh Tgk Chik ‘Abdussamad masih keluarga Tgk Chik di Pante.

Dari tahun berganti tahun pengajian semakin maju dan pengikutnya semakin banyak dan telah termasyhur kemana-kemana.Konon kabarnya,jika ada masyarakat yang ingin menunaikan ibadah haji,belum sempurna ilmunya kalau belum belajar di Dayah Pante.

Sayyid Syaikh Quthub Nuruddin yang mengurus dan memimpin pengajian serta mengajarkan bermacam-macam ilmu di dayah Pante semakin terkenal,sehingga beliau di juluki dengan sebutan Teungku Chik di Pante HU .

Di usia tuanya Tgk Chik di Pante semakin taat beridah kepada Allah dan pada suatu malam yang ke 27 di bulan suci ramadhan beliau bangun ditengah malam yang dingin menuju sumur untuk berwudhu,beliau melepaskan serbannya serta menaruhnya diatas pohon kelapa yang sudah tumbang sebelumnya.Beliau sempat memetik kelapa tua dan beberapa kelapa muda.Dengan tidak disadari pohon kelapa tersebut berdiri tegak kembali seperti sediakala.Tgk Chik di Pante tidak menghiraukan hal itu,beliau terus pergi menuju tempat shalat.Beliau menunaikan shalat malam sendirian tanpa diketahui oleh orang lain.

Keesokan harinya tersebarlah berita bahwa Tgk Chik di Pante mendapat malam Lailatul qadar.berita tersebut tersebar oleh muridnya.Ada segelintir orang tidak percaya hal tesebut,karena mareka belum begitu faham tentang agama.

Di samping mendapat malam qadar Tgk chik di Pante pernah mengalami kemuliaan yang lain,yaitu beliau bisa shalat diatas air,karena pada suatu ketika ada seseorang ingin mengikuti jejak beliau.Orang itu berkata kepada beliau : Saya ingin mengikuti Tgk Chik,kemudian Tgk Chik menjawab : boleh-boleh saja.Kemudian Tgk Chik mengajak orang itu shalat bersama diatas air yang ada di kolam.Tgk Chik bisa berdiri diatas air sedangkan orang itu tidak bisa.Dari kejadian itu bisa kita ambil hikmahnya,artinya kita harus menuntut ilmu.agar bisa sejajar dengan orang berilmu.

Ada

kejadian-kejadian yang aneh lainnya yang dialami oleh Tgk Chik di Pante misalnya : beliau menemukan emas dalam buah kelapa yang beliau petik di malam qadar,beliau menanam segempal nasi lalu tumbuh sebatang mengkudu tanpa biji,beliau ada di Mekkah dan ada di Atjeh dalam waktu singkat.

Mengapa tempat Tgk Chik di Pante disebut Pante HU? Karena tempat itu asalnya pante krueng,kemudian menjadi tempat pengajian(dayah seumeubeuet) dan tempat ibadah terutama pada malam-malam tertentu diadakan acara ratib diantaranya mengucap ALLAHU yang dalam bahasa Atjeh disebut meuHU.maka tersebutlah tempat itu ‘PANTE HU’.

Adapun semasa hidupnya Tgk Chik di Pante meninggalkan sebuah dayah dan kitab-kitab hasil karyanya,yang sekarang semua itu telah sirna dimakan zaman.Hanya sebuah sumur tualah yang tinggal sebagai sebuah kenangan yang bisu.sumur itu disebut “MON MEUTURAB”.Di kemukiman Busu hanya ada 2 buah sumur yang berusia tua dan bentuknya sama.Yang satu di tempat TEUNGKU CHIK DI PANTE dan yang satu lagi dilokasi Mesjid PO TEUMEUREUHOM BUSU,Jadi Mesjid POTEUMEUREUHOM dan DAYAH PANTE HU berada di masa yang bersamaan.buktinya Teungku Chik di Juli(orang tua Tgk Chik di Pante) pernah menjabat sebagai Qadhi di masa POTEUMEUREUHOM.

Ada

beberapa nama/gelar bagi Tgk Chik di Pante :

1.Syaikh Nuruddin.

2.Sayyid Syaikh Quthub Nuruddin

3.Sayyidina wa Maulana Syaikh Nuruddin

4.Arif Zahidin

5.Teungku Chik di Pante.

Teungku Chik di Pante yang nama lengkapnya Sayyid Syaikh Quthub Nuruddin mempunyai 9 orang anak :Mareka adalah:

1.Syaikh Mas‘ud (Quthub Nisbah wa Qadasallah) alias Tgk Chik di Meulayu alias Tgk Peupadok droe.

2.Syaikh Muhammad Sa’ad alias Tgk Haji Krueng Baro.

3.Syaikh Hasan Asyi Syamiah Makkah ALMUKARRAMAH.

4.lameu Husein.

5.Faqih Muhammad Saleh. ( 6 )

6.Haji Teungoh ( 7 ).

7.Teungku Nya’ Asyiah/Cut Nya’Asyiah.

8.Teungku Nya’ Pinta/Cut Nya’ Pinta.

9.Teungku Nya’ Habibah/Cut Nya’ Habibah



Akhirnya Tgk Chik di Pante wafat dan di maqamkan di sana(di Pante Hu).Sekarang maqamnya sedang dipugar oleh cucunya yang cinta dan setia kepadanya,karena masih ada diantara cucunya yang masih setia kepadanya diantaranya:Mahyiddin bin Muhammad Saman(Doden Sabang).Buktinya di bulan syawal 1431 H dengan rasa ikhlas menyumbang 1 juta rupiah ditangan penulis untuk pemugaran maqam Tgk Chik di Pante,kemudian menyusul Khalidin menyumbang seharga 1 sak semen lebih,dan ada cucu-cucu yang lain berjanji akan menyumbang dana untuk pemugaran maqam tersebut.

Demikianlah sekilas cerita tentang Sayyid Syaikh Quthub Nuruddin alias Tgk Chik Di Pante.Berikut cerita tentang anak-anak Tgk Chik di Pante:

l.Syaikh Mas’ud alias Tgk Chik di Meulayu.

Syaikh Mas’ud lahir dan dibesarkan di Busu,hidup bersama orang tuanya dan belajar ilmu juga sama orang tuanya.Beliau juga yang menggantikan orang tuanya meneruskan cita-cita suci’yaitu menebarkan syiar.amar ma’ruf nahi mungkar.mengajar muridnya tentang tauhid,fiqah dan ilmu thariqat dan ilmu lainnya.

Pada suatu ketika terjadilah suatu peristiwa perang di Busu antara kaum muslimin dengan belanda,karena suasana tak mengizinkan Syaikh Mas’ud terepaksa hijrah ke Meulayu Ilot,suatu tempat sebelah utara jabbal ghafur.Disanalah beliau mulai hidup baru,disana pula beliau mulai menjalankan misinya dibidang agama terutama masaalah “Thariqat Syatthariyah”.Dan sampai risalah ini disusun masih ada jama’ah ratib di tempat tersebut,yang jama’ah tersebut adalah cucu-cucunya dan masyarakat sekitarnya.

Syaikh Mas’ud menikah dengan seorang wanita yang bernama Tgk di Rumoh.Syaikh Mas’ud menurunkan 9 keturunan yaitu:Syaikh Muhammad ‘Ali, Syaikh Muhammad Amin, Syaikh Muhammad Sa’id, Nya’……….., Nya’………..,Syaikh Mahmud, Nya’Gade, Nya’Syaikh dan Sayyid Syaikh Mahyiddin alias Tgk di Meulayu yang sezaman dengan Sayyid Syaikh Mahyiddin Muda/ Habib Muda/Abu Peuleukueng di Meulaboh Atjeh Barat. Kalau kita telusuri garis keturunan Tgk Chik Di Meulayu banyak cucunya yang berpindah tempat misalnya HABIB PUTEH(Tgk Gade)bin Syaikh Muhammad ‘Ali bin Syaikh Mas’ud di GAMPONG ULEE KUBANG. HABIB YASIN(Tgk Muhammad Yasin) bin Sayyid Syaikh Mahyiddin bin Syaikh Mas’ud di Meunasah BLANG GAROT. SYAHIRANI binti Syaikh Ismail bin Sayyid Syaikh Mahyiddin bin Syaikh Mas’ud di PANTE GAROT. SYAIKH UMAR bin Habib Puteh bin Syaikh Muhammad “Ali bin Syaikh Mas’ud di GAROT. SYAIKH YA’QUB bin Sayyid Syaikh Mahyiddin bin Syaikh Mas’ud di PANGKALAN BEURANDAN. S.MUHAMMAD ISA AL MAHDALI bin Habib Puteh bin Syaikh Muhammad “Ali bin Syaikh Mas’ud di GAMPONG MESJID REUBEE. UMMI SYARIFAH binti Syaikh Ibrahim bin Syaikh Mahmud bin Syaikh Mas’ud di BEU AH. MAHYIDDIN(Doden) bin Muhammad Saman bin Syaikh Mahmud bin Syaikh Mas’ud di SABANG. TGK ILYAS bin Sairah bin Tgk Kaoy bin Syaikh Mas’ud di KUNYET PADANG TIJI. Dan CUCU-CUCU HAJJAH HINDUN di DJAKARTA & AMERIKA SERIKAT











2.Syaikh Muhammad Sa’ad alias Tgk Haji Krueng Baro. ( 8 )

Syaikh Muhammad Sa’ad adalah anak nomor urut ke 2 dalam silsilah yang ditulis di Mekkah oleh keluarga Syaikh Zaini bin Syaikh Hasan bin Syaikh Zaini.bin Syaikh Hasan bin Sayyid Syaikh Quthub Nuruddin. Beliau lahir,hidup serta dibesarkan di Busu. Sejak aqil baligh beliau rajin menekuni ilmu agama.Beliaulah yang menggantikan orang tuanya di negeri Busu sehingga beliau duduk sebagai Syaikh dalam majlis “Thariqat Syatthariyah” di Busu. Beliau tidak hijrah ke tempat lain kecuali menunaikan ibadah haji ke Mekkah. Beliau tetap tinggal di Busu sampai akhir hayatnya.Syaikh Muhammad Sa’ad menurunkan 4 orang keturunannya : yaitu Syaikh “Abdurrahman, Syaikh Hasan, Khadijah dan seorang lagi tidak tau namanya karena tulisan dalam silsilah kurang jelas. Salah seorang dari anak Syaikh Muhammad Sa’ad ialah Syaikh “Abdurrahman, yang menurunkan seorang keturunan laki : yaitu Sayyid Muhammad ‘Asyiq ‘Arif Rabbany, yang lainnya perempuan yaitu : Cutpo Puteh, Cutpo Shafiyyah..

Sayyid Muhammad ‘Asyiq ‘Arif Rabbany menurunkan keturunan 3 orang laki dan 2 orang perempuan; yang perempuan bernama ‘Asyiyah dan Aja ‘Anshary(meninggal di usia muda).Sedangkan yang laki 3 orang yaitu : Sayyid Mahyiddin, Sayyid Zaini alias Tgk Haji ‘Abdul Jalil dan Sayyid Yusuf.

Di masa muda Sayyid Zaini bersama adiknya Sayyid Yusuf merantau ke wilayah utara tanah Atjeh(Cunda).ketika kembali ke kampung halamannya kedua mareka berubah nama.Sayyid Zaini menjadi Muhammad Jalil, Sayyid Yusuf menjadi Muhammad Yusuf. Mengapa mereka berobah nama? Jawabannya ialah karena peristiwa perang yang berkepanjangan. Sayyid Yusuf menikah dengan Halimah binti Tgk Yusuf di Yan dan menurunkan 3 orang putra masing-masing bernama Zaini, Marzuqi,’Abdurrahman dan 1 orang putri bernama Ruhamah. Zaini bin Sayyid Yusuf menurunkan 2 putra bernaama : Habib Efendi dan Habib Agus, sedangkan yang putri bernama Afnidar,Yulis dan Lailul Qadri. Marzuqi menurunkaan keturunan Israfil dan Ismail. Abdurrahman menurunkan anak masing-masing ‘Abdul Kabir,’Abdul Ghaffar dan Syarifah Zaqiyah. Ruhamah tak ada keturunan.

Sekembalinya Sayyid Zaini ke kampung halamannya beliau menikah dengan seorang wanita yang bernama ‘Aisyah binti Zubair bin Tgk Lam baet Batee(Mareka tak punya keturunan).Mulai saat itu namanya menjadi Tgk Haji ‘Abdul Jalil. Ketika beliau menunaikan ibadah haji di Mekkah,beliau mendalami ilmu agama pada seorang ulama Wahabi dari Madinah,sehingga sekembalinya dari tanah suci beliuau telah menganut paham wahabi yang kata orang telah menjadi kelompok Muhammadiyah.Dan sering terjadi selisih pendapat dengan abangnya Sayyid Mahyiddin.abangnya bermazhab syafi’i. abangnya juga seorang yang tekun mendalami ilmu “Thariqat Syatthariyah” yang diwariskan oleh orang tuanya Sayyid Muhammad ‘Asyiq serta menerima ijazah “Thariqat Syatthariyah” langsung dari Sayyid Syaikh Mahyiddin bin Syaikh Mas’ud alias Tgk di Meulayu. Sayyid Mahyiddin bin SM ‘Asyiq (yang meuteumeung pajoh supah Tgk di Meulayu).Sayyid Mahyiddin bin SM ‘Asyiq merupakan Syaikh thariqat syatthariyah yang terakhir dari keturunan Tgk Chik di Pante dan Tgk Chik di Meulayu. Dan beliau mendapat nama tambahan yaitu Sayyid Syaikh Mahyiddin. Jadi ada 3 orang yang namanya sama : ( 9 )

A. Sayyid Syaikh Mahyiddin Muda/Habib Muda di Meulaboh Atjeh Barat.

B. Sayyid Syaikh Mahyiddin ibnu Syaikhuna Mas’ud di Meulayu Ilot.)Pidie.

C. Sayyid Syaikh Mahyiddin ‘Asyiq/Habib Baqi’ di Busu Mutiara.Pidie.

Sayyid Mahyiddin ‘Asyiq memiliki banyak pengikutnya diantaranya di Busu,di Meulayu,di Dalueng, di Garot, di Keulibeuet,dan di daerah lain yang tak sempat penulis data ulang, karena mereka telah almarhum/almarhumah.

Sayyid Mahyiddin ‘Asyiq mempunyai 3 orang isteri.Yang pertama di Tangkueng Mali Kecamaqtan Sakti bernama Khadijah anak Geusyiq. Yang kedua di Busu bernama Zainabon binti Muhammad Yusuf bin Muhammad Syarif(anak peutua neubok gle Pante Raja).Yang ketiga di Meulayu Ilot yang bernama Cut Halimah cucu ulee balang di Meulayu..

Pada isteri pertama tak ada anak seorangpun.Pada isteri kedua menurunkan 3 orang putra dan 2 putri dan 1 orang gugur pada usia 4 bulan. Adapun anak pada isteri kedua adalah : Sayyid Geumpa, Syarifah Juraida(Cut Adeq), Sayyid Muhammad, Aja Fathimah dan yang bungsu bernama Sayyid Mahmud/Syaikh Shamady Az Zahid. Pada isteri ketiga mempunyai 2 orang anak. 1 orang putra bernama Sayyid ‘Abdul Kabir meninggal waktu kecil.1 orang lagi perempuan bernama Cut Sa’diyah,yang kemudian menikah dengan Sayyid Ilyas bin Habib Husain bin Habib Chik Al Bahsin. Dari pernikahan Cut Sa’diyah dengan Sayyid Ilyas lahirlah putra-putri mereka masing-masing bernama : Sayyid Lukmanul Hakim Al Bahsin, Sayyid Budiman/Sayyid Daniya Al Bahsin, Syarifah Nuraida Al Bahsin, Sayyid Mustafa Al Bahsin dan Syarifah Habibah Al Bahsin.



3.Syaikh Hasan Asyi Kampung Syamiah Mekkah Al Mukarramah Saudi Arabia

.

Syaikh Hasan Asyi Mekkah adalah anak Tgk Chik di Pante yang ke 4. Syaikh Hasan hidup dan menetap di Kampung Syamiah Mekkah Saudi Arabia

. Beliau menurunkan 1 orang putri bernama Ruqaiyah dan 1 orang putra bernama Syaikh Zaini. Syaikh Zaini menurunkan 3 orang putri bernama : Asmah, Khadijah dan Ruqaiyah, serta 2 orang putra yang bernama : Syaikh Hasan dan Syaikh ‘Abdurrahman. Syaikh Hasan menurunkan 4 orang anak yaitu : Syaikh Zaini, Fathimah, Jamilah dan Khadijah. Sedangkan syaikh ‘Abdurrahman menurunkan hanya 1 orang putri bernama Halimah. Syaikh Zaini bin Hasan menurunkan 4 putri yaitu Kalsum, Nursyiyah, ‘Aisyah dan Asmah,sedangkan putra 2 orang bernama Syaikh Hasan dan Syaikh Ahmad.Syaikh Hasan yang dulu menetap di kampung syamiah mekkah telah pindah ke komplek perumahan Raja Fahd, karena tempat itu kena perluasan Mesjidilharam.sedangkan Syaikh Ahmad sejak dulu sampai sekarang masih tinggal di Jeddah. Syaikh Hasan mempunyai 9 anak yaitu Syaikh ‘Abdul ‘Aziz, Nurah, Aminah, Syaikh Zaini, Syaikh Nuruddin, Syaikh ‘Abdul Jalil , Syaikh Mahyiddin dan Syaikh Khalid.

Syaikh Ahmad Asyi mempunyai 9 orang anak yaitu : Syaikh ‘Abdurrahman, Faiqah, Nawali, Syaikh ‘Abdul Kabir, ……………, Fathani, Faizah, Fauziah dan Faridah(1 orang tidak jelas namanya karena tulisan dalam silsilah tak jelas).

Demikianlah cerita singkat tentang garis keturunan Tgk Chik di Pante yang ada di Mekkah(Arab).

4. Faqih Muhammad Saleh. Meninggal di usia muda. ( 10 )

5. Lameu Husain .

Lameu Husain anak Tgk Chik di Pante yang ke 5, menurunkan 4 orang anak yaitu : Ahmad Puteh, Syah kubat , Cut Ben, Asyi dan Tgk nya’ Yusuf. Syah Kubat menurunkan 2 anak yaitu Halimah dan Nya’ Paneuk

Tgk Nya’ Yusuf menurunkan 2 anak yaitu Geusyik Ahmad dan ‘Aisyah. ( 11 )

Geusyik Ahmad menurunkan 4 orang anak yang bernama Nurcahya, ‘Abdurrahman, ‘;Abdullathif, ‘Aisyah.

‘Abdurrahman menurunkan 3 orang anak ,masing-masing bernama Alamsyah, sudirman dan Irma. Sedangkan ‘Abdullathif menurunkan 5 anak yang bernama Gulam Ahmad, Hasbi, ‘Ali, Umar, Muhammad Daud dan Syarifah.

6. Haji Teungoh.

Haji Teungoh menurunkan 2 orang anak yang bernama : Nya’ Asyi dan Bahauddin. Bahauddin menurunkan seorang anak yang bernama mahyiddin. Mahyiddin menurunkan 2 anak Muhammad Husain dan Nya’ … . . Muhammad Husain menurunkan 3 anak : Syammah, ‘Ali dan Habsah.

7. Cut Nya’ Habibah dan Cut Nya’ Pinta tak ada keterangan serta nasab mareka sudah

putus.Sedangkan Cut Nya’ Asiyah keturunannya banyak berkembang di Busu Simpang 4, tapi nasabnya sudah putus.

Demikianlah risalah singkat ini penulis susun berdasarkan cerita turun temurun dari endatu kami sampai kepada kami. Risalah ini penulis kutip dari bahasa lisan dan tulisan orang-orang terdahulu diantaranya :

1.Syaikh Ya’qub bin Sayyid Syaikh Mahyiddin bin Syaikhuna Mas’ud bin Sayyid Syaikh Quthub Nuruddin.

2. Sayyid .Muhammad Isa Al Mahdali bin Habib Puteh bin Syaikh Muhammad ‘Ali bin Syaikhuna Mas’ud bin Sayyid syaikh Quthub Nuruddin.

3. Sayyid Syaikh Mahyiddin bin Sayyid Muhammad ‘Asyiq ‘Arif Rabbany bin SyaikhAbndurrahman bin Syaikh Muhammad Sa’ad bin Sayyid Syaikh Quthub Nuruddin.

4. Lailan binti Harun bin Fathimah binti Hamdi binti Cut Nya’ asyiyah binti Sayyid Syaikh Quthub Nuruddin

5. Hajjah Hindun binti Tgk Kaoy bin Syaikh Muhammad ‘Ali bin Syaikhuna Mas’ud bin Sayyid Syaikh Quthub Nuruddin.

6. Abd Rahman Arhas & SM Nur Hasan Sahib bin Intan binti Cutpo Puteh binti Syaikh ‘Abdurrahman bin Syaikh Muhammad Sa’ad bin Sayyid Syaikh Quthub Nuruddin.

7.’Aisyah binti Ahmad bin Yusuf bin Husain bin Sayyid Syaikh Quthub Nuruddin.

8.Sayyid Anshari bin Habib Husain bin Habib Arbi bin Sayyid ‘Abdurrahim Quthubul Wujud bin Habib ‘Abdul Qadir Rama’any bin Sayyid ‘Athaf

9.Naskah – naskah kuno tulisan tangan peninggalan Dayah Pante yang tersimpan sama cucu-cucu Tgk Chik di Pante.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar