Minggu, 29 Mei 2011

SINDICAT KONSTITUSI HMI


Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan  Memenuhi Syarat-syarat Guna Mengikuti Senior Scoure (SC) Tingkat Regional HMI Cabang Banda Aceh

JENJANG :
LATIHAN KADER I
MATERI :
NILAI DASAR PERJUANGAN NDP (HMI)
ALOKASI WAKTU :
14 JAM

Tujuan Pembelajaran Umum :
  1. Peserta dapat memahami latar belakang perumusan dan kedudukan NDP serta substansi materi secara garis besar dalam organisasi.
  2. Peserta dapat memahami garis besar NDP

Tujuan Pembelajaran Khusus :
  1. Peserta dapat menjelaskan sejarah perumusan NDP dan kedudukannya dalam organisasi
  2. Peserta dapat menjelaskan hakikat sebuah kehidupan
  3. Peserta dapat menjelaskan hakikat kebenaran
  4. Peserta dapat menjelaskan hakikat penciptaan Alam semesta
  5. Peserta dapat menjelaskan hakitkat penciptaan Manusia
  6. Peserta dapat menjelaskan hakikat masyarkat
  7. Peserta dapt menjelaskan hakikat hubungan antara iman, ilmu dan amal

Pokok Bahasan / Sub Pokok Bahasan
  1. Sejarah Perumusan NDP dan kedudukan NDP dalam organisasi HMI.
1.1.  Pengertian NDP
1.2.  Sejarah Perumusan dan lahirnya NDP
1.3.  NDP sebagai kerangka Global pemahaman Islam dalam konteks organisasi HMI.
1.4.  Hubungan antara NDP dan Mision HMI
1.5.  Metode pemahaman NDP, penjelasan hubungan antara iman, ilmu dan amal.
  1. Garis besar Materi NDP.
2.1.  Hakikat Kehidupan.
2.1.1 Analisa Kebutuhan Manusia
2.1.2 Mencari kebenaran sebagi dasar Manusia
2.1.3 Islam sebagai sumber kebenaran
                        2.2. Hakikat Kebenaran.
                               2.2.1 Konsep La Ila Ha Illallah
                               2.2.2 Eksistensi dan sifat-sifat Allah SWT
                               2.2.3 Rukun Iman Sebagai mencari kebenaran
                        2.3. Hakikat Penciptaan Alam Semesta
                               2.3.1 Eksistensi Alam
                               2.3.2 Fungsi dan Tujuan Penciptaan Alam
                        2.4. Hakikat-hakikat Penciptaan Manusia
                               2.4.1 Eksistensi Manusia dan Kedudukannya diantara mahkluk 
                                        Lainnya.
                               2.4.2 Kesetaraan dan Kedudukan manusia sebagai khalifah dimuka
                                        Bumi.
                               2.4.3 Manusia sebagai hamba Allah SWT
                               2.4.4 Fitrah, kebebasan dan tanggung jawab manusia.
                        2.5. Hakikat Masysrakat
                               2.5.1 Perlunya menegakkan keadilan dalam masyarakat
                               2.5.2 Hubungan keadilan dan kemerdekaan
                               2.5.3 Hubungan keadilan dan kemakmuran
                               2.5.4 Kepemimpinan untuk menegakkan keadilan

                        2.6. Hakikat Ilmu
                                 2.6.1 Ilmu sebagai jalan menuju kebenaran
                                 2.6.2 Jenis-jenis Ilmu
3. Hubungan antara Iman, Ilmu dan Amal.

Metode :
Ceramah, diskusi, dan tanya jawab
Evaluasi :
Test objektif/subjektif, penugasan dan membuat kuisoner.

MATERI URAIAN

A. Sejarah Perumusan NDP dan kedudukan NDP dalam organisasi HMI.
a.       Pengertian NDP
Nilai Dasar Perjuangan adalah hakikat kehidupan dan sari Al-Quran yang memuat nilai-nilai dasar yang harus ada pada karakteristik anggota HMI dan juga dalam hubungannya dengan mission. NDP menjadi nilai dasar moral yang mengerakkan perjuangan.

b.      Sejarah Perumusan dan lahirnya NDP
Setiap organisasi tentunya mempunyai sesuatu nilai-nilai perjuangan yang di tuangkan dan di muat dalam suatu tulisan yang dibukukan. Demikian juga dengan halnya  organisasi HMI yang mempunyai Nilai Dasar Perjuangan di singkat dengan NDP. Ide nilai dasar perjuangan  ini di tawarkan oleh Prof. Dr. Nurcholis Majid, pada kongres IX di Malang. Dengan dasar rekomendasi kongres tersebut maka dibentuk sebuah team khusus untuk merumuskan NDP yang di dalamnya terbasuk Nurcholis Majid juag, Endang Saifuddin Ansari, dan Sahib Nahmud. NDP pernah mengalami perubahan azas, dari azas Islam ke Pancasila yang kemudian NDP juga berubah penyebutannya menjadi NIK (nilai identitas kader). Perubahan NDP menjadi  NIK di dasarkan pada pasal 3 AD HMI, namun pada Kongres 22 di Jambi berubah lagi dari NIK menjadi NDP.

c.       NDP sebagai kerangka Global pemahaman Islam dalam konteks organisasi HMI.
Islam sebagai salah astu agama yang membawakan nilai-nilai kebenaran bagi umat manusia. Setiap kader HMI haruslah memahami Islam secara sempurna dan pemahaman yang sempit tentang Islam haruslah di hilangkan dari kader HMI. Islam harus di pahami secara mendalam, karena Islam begitu Universal tidak hanya di pahami secara local.



d.      Hubungan antara NDP dan Mision HMI
HMI mempunyai dua misi yang sangat jelas yatiu keIslaman dan keIndonesiaan. Misi keIslaman dalam rumusan NDP dapat posisi yang sangat penting, di mana sumber Al-Quran dan Sunah Rasul menjadi pedoman dasar dalam perumusan NDP.

e.       Metode pemahaman NDP, penjelasan hubungan antara iman, ilmu dan amal.
  1. Garis besar Materi NDP.
a.       Hakikat Kehidupan.
Analisa Kebutuhan Manusia
Manusia yang pasti memerlukan kebutuhan untuk melansungkan hidupnya . Kebutuhan manusia di bagi menjadi tiga yaitu : kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Disamping itu manusia adalah mahkluk yang berdaya dan tata nilai senidiri serta tata nilai itu lahir dari sebuah kepercayaan.
Mencari kebenaran sebagi dasar Manusia
Manusia menganut berbagai macam kepercayaan tentunya hanya satu kepercayaan yang benar. Walaupun manusia mempunyai sebuah kepercayaan, tetapi kalau kepercayaan itu salah tidak akan membawa kebahagiaan. Hanya kepercayaan yang benar akan membawa kebahagiaan.
Islam sebagai sumber kebenaran
Kebenaran merupakan kebutuhan manusia, dan kebenaran itu ada dalam Islam. Karena Islam merupakan agama yang terahir di turunkan oleh Allah dan ajaran Islam sangat menghormati kemampuan akal. Imam Ghazali “akal” adalah bagaikan matahari yang menebarkan sinarnya. Ajaran Islam juga sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Hakikat Kebenaran.
 Konsep La Ila Ha Illallah
Kalimat persaksian syahadat Islam yang ke satu : tiada tuhan selain Allah SWT, mengandung gabungan antara peniadaan dan pengecualian. Perkataan “tiada tuhan” meniadakan segala bentuk kepercayaan kepada kebenaran. Untuk mengetahui hakikat tuhan yang sebenarnya, manusia memerlukan tata nilai yang bersumber kepadaNya yang di sebut “wahyu” yaitu pengajaran lansung dari tuhan sendiri kepada manusia. Disamping itu manusia harus berpegang pada Al-Quran dengan terlebih dahulu mempercayai kerasulan Nabi Muhammad SAW. Maka kalimat kesaksian kedua “bahwa Muhammad adalah Rasul Allah.  
 Eksistensi dan sifat-sifat Allah SWT
Eksistensi Allah sebagai sang pencipta itu ada, dan ada secara mutlak hanyalah Tuhan Allah. Pendekatan kearah pengetahuan akan adanya tuhan dapat di tempuh manusia dengan berbagai jalan, baik yang bersifat intuitif, ilmiah, history pengalaman dan lainnya. Tetapi karena kemutlakan dan kenisbian manusia tidak dapat menjangkau sendiri kepada pebgerian hakikat tuhan yang sebenarnya.
Rukun Iman Sebagai mencari kebenaran
Dalam hal kita mencari suatu kebenaran haruslah mempunyai dasar berpijak sehingga kebenaran yang akan didapatkan adalah kebenaran mutlak. Rukun iman bagi agama Islam yaitu sebagai bentuk untuk mencari kebenaran seperti halnya percaya pada yang gaib qada dan qadar.
Hakikat Penciptaan Alam Semesta
   Menurut Al-Farabi dan Ibnu Sina, Alam adalah pancaran dari kegiatan berfikir Tuhan, tercipta tidak melalui kehendaknya melainkan sebagai sebuah keniscayaan logis. Kapan saja ada kegiatan berfikir maka niscaya ada sesuatu yang terpancar dariNya, disengaja atau tidak di sengaja. Namun menurut Al-Ghazali, pendapat itu bertentangan dengan Al-Quran yang menunjukkan bahwa Allah mempunyai kehendak. Di penghujung Surat Yasin, Al-Quran menyatakan : apa bila Tuhan berkehendak pada sesuatu maka cukuplah ia berkata “ Jadilah !! maka Jadilah” Jelas berarti Tuhan menciptakan Alam dengan sengajaa dan rencana. Dengan kata lain dengan KehendakNya.
 
Eksistensi Alam
Tuhan menciptakan Ala ini dengan sebenarnya dan mengaturnya dengan pasti. Firman Allah dalam surat Al-An’am ayat 732 yang artinya : “Dan ia (tuhan) menciptakan sesuatu dan mengaturnya dengan peraturan yang pasti” Oleh karena itu Alam mempunyai ekesntesi yang real dan objektif serta berjalan mengikuti hukum-hukum yang tetap.

            Fungsi dan Tujuan Penciptaan Alam
            Penciptaan alam ini sebagai manivertasi kekuasaan Allah SWT. Allah SWT sebagi sang Khaliq menciptakan Alam juga sebagai tempat tinggal makhluk hidup. Allah adalah Tuhan semesta alam, diciptakan alam semesta untuk tujuan-tujuan yang sangat penting. Seperti yang ada dalam Al-Qur’an yaitu: “Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya dengan bermain-main.” (QS, 21:16) 

. Hakikat-hakikat Penciptaan Manusia      
Eksistensi Manusia dan Kedudukannya diantara mahkluk  lainnya.
            Manusia adalah merupakan makhluk puncak ciptaan dan makhlukNya yang tertinggi. Manusia diyakini sebagai makhluk terbaik (ahsan al-taqwim) dan memilki makna simbolis bagi alam semesta . Apa yang ada pada manusia mencerminkan apa yang ada di alam semesta. Karena itulah maka manusia disebut sebagai mikro-kosmos. Tingkatan yang tertinggi manusia di bandingkan dengan makhluk lain di sebabkan juga manusia sebagai khalifah.
                                  
Kesetaraan dan Kedudukan manusia sebagai khalifah dimuka Bumi
            Selain tugas untuk beribadah kepada Allah SWT, manusia yang sebagai khalifah  juga berkewajiban untuk menjaga Bumi dan segala isinya. Demikian dalam Firman Allah yang artinya : “Ingatlah ketika Tuhan mu berfirman kepada malaikat, ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka Bumi” (QS: Al-Baqarah:30).
           
Manusia sebagai hamba Allah SWT
            Manusia di bebani tugas maha berat yaitu untuk mengabdi kepadaNya dan juga sebagai pemimpin (khalifah) di muka bumi  yakni suatu kaum yang akan menggantikan satu sama lain, kurun demi kurun, dan generasi demi generasi, sebagaimana Allah Ta'ala berfirman, ''Dialah yang menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di bumi'' (Fathir: 39).

Fitrah, kebebasan dan tanggung jawab manusia.
Hidup adalah siklus yang berjalan dialektis, saling mempengaruhi dan berganti secara terus menerus. Hidup merupakan sebuah anugerah dari Tuhan, memberi wujud yang lengkapi dengan akal hati dan kelengkapan tubuh. Tuhan juga memberi hak untuk memilih dan kebebasan. Namun piliahn dan kebebasan itu tidak terlepas dari konsekuensi sendiri yang harus di pertanggung jawabkan. Manusia tidak akan lepas dari tanggung jawab itu, seperti firman Allah yang artinya : “Telinga mata dan hati (manusia) masing-masing akan di minatai pertanggung jawabannya” (QS: Al-Isra ayat 36). 

Hakikat Masysrakat
            Perlunya menegakkan keadilan dalam masyarakat
            Keadilan adalah kunci kesuksesan dalam sebuah institusi organisasi, tanpa membeda-bedakan antara satu dengan yang lainnya baik dalam hal materialis, tingkatan social dan keagamaan. Al-Ghazali mengutip wahyu tuhan untuk nabi Daud “jangan kamu baiarkan kaummu mencaci maki orang-orang asing, karena mereka berhasil memakmurkan dunia dan mensejahterakan hamba-hambaku”. Al-Mawardi dala kitabnya mengatakan bahwa : “jika keadilan merupakan salah satu pilar dunia dan dunia tidak akan mungkin tegak tanpanya, maka hendaklah masing-masing orang memulai untuk bertindak adil”.
             Hubungan keadilan dan kemerdekaan
            Apa bila kemerdakaan suadah ada, maka prinsip-prinsip keadilan akan bisa di terapkan.

           
Hubungan keadilan dan kemakmuran
Antara keadilan dan kemakmuran sulit untuk di pisahkan, karena tidak ada kemakmuran tanpa keadilan.
 Kepemimpinan untuk menegakkan keadilan
Pemimpin adalah orang yang mempunyai kekusaan untuk menciptakan sebuah keadilan. Menurut Al-Ghazali siapapun penguasa atau pemimpinnya, tidak peduli apa agamanya, apa suku bangsanya, kulitnya, jenis kelamin, dan keturunannya asalkan ia mampu bertindak adil dan membenci kezaliman. Begitu juga sebaliknya jika pemimpin yang secara despotis maka akan membawa kehancuran.

Hakikat Ilmu
Ilmu merupakan suatu usaha untuk mengorganisasikan dan mensistematisasikan pengetahuan atau fakta yang berasal dari pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari, dan dilanjutkan dengan pemikiran secara cermat dan teliti dengan menggunakan berbagai metode yang biasa dilakukan dalam penelitian ilmiah (observasi, eksperimen, survai, studi kasus dan lain-lain)

             Ilmu sebagai jalan menuju kebenaran
             Ilmu merupakan logika untuk menilai kebenaran setiap proposisi, menemukan kebenaran ungkapan, dan mengecek kebenaran argumen yang mendukungnya. Islam memungkinkan bagi orang-orang yang mempunyai kreditibitas tertentu karena ilmunya, yang secara spesifiknya di sebut cendikiawan. Mereka mencarai tauladan “qudwah hasanah” dalam mencari kebenaran. Yang kemudian dapat menarik sebuah kesimpulan hukum dan menemukan sebuah kebenaran yang pasti melalui berbagai studi penelitian.

Jenis-jenis Ilmu
Jenis-jenis ilmu sangat beragam. Ada ilmu yang membahas tentang tubuh manusia, hubungan antar manusia, kesehatan manusia, alam semesta, komunikasi antara individu, tumbuhan, binatang, spiritual, dan lain-lain. Kesemuanya memberikan sumbangan yang sangat berharga bagi kehidupan manusia. Menurut Bierstedt, dari segi terapan ilmu di bagi ke dalam dua bagian, yaitu:
Pertama : Ilmu murni (Pure science), ilmu yang bertujuan untuk mengembangkan dan membentuk pengetahuan secara abstrak sehingga meningkatkan kualitas ilmu itu sendiri tanpa menggunakannya dalam masyarakat.  Misalnya: seorang ahli fisika (ilmu alam) tidak bertugas membangun jembatan, seorang ahli kimia bukan untuk membuat obat-obatan, ahli sosiologi membantu petugas administrasi pembentuk peraturan dengan gagasan-gagasannya.                                                                              Kedua : Ilmu terapan atau terpakai (Applied science), ilmu yang ditujukan untuk membantu  masyarakat dengan menggunakan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya : ilmu pertanian, kedokteran, politik dan lainnya.
Hubungan antara Iman, Ilmu dan Amal.
Kita harus yakin dan menguasai hal-hal yang berkenaan dengan Islam, pada saat yang sama, kewajiban kita adalah mengamalkan apa yang menjadi ajaran Islam itu. Proses pengamalan inilah yang dinilai oleh Allah swt. Allah menilai amal seseorang sesuai dengan petunjuk-petunjuk-Nya. Bagi Allah, amal yang memiliki nilai tinggi di hadapan-Nya adalah amal yang dilakukan dengan ikhlas. Ikhlas artinya bersumber dari satu keyakinan dan berdasarkan ilmu yang benar, sehingga lahirlah perbuatan yang terbaik. Allah berfirman : “Liyabluwakum ayyukum ahsanu ’amala”.  Artikanya “ bahwa perbuatan yang paling baik itu adalah perbuatan yang berangkat dari niat yang ikhlas dan berdasarkan ilmu yang benar”

REFERENCE :
  1. Al-Qura’an terjemahannya, Deparetmenen Negara Republik Indonesia.
  2. Hasil-Hasil Kongres Makassar
  3. Mulyadi Kartanegara, Gerabang Kearifan. Sebuah Pengantar Filsafat Islam, Jakarta :  Lentera Hati 2006.
  4. KH. Husein Muhammad, Spiritualitas Kemanusiaan, Yogyakrata : Pustaka Rihlah 2006.
  5. Jamal Badi dan Mustapha Tajdin, Islamic Creative Thingking, Bandung : PT Mizan Pustaka 2007.
  6. Saifullah dan Achmad, Sisi Gaib Perjalanan Manusia, Surabaya : Karya Agung 2003.
  7. Internet : Akhmad Sudrajat, All About Education, Di donwlod pada tanggal 16 Mei 2010.
  8. T. Syawal, Sindicat Nilai Dasar Perjuangan (NDP), Senior Scoure di HMI Cabang Banda Aceh.
  9. AsianBrain.Com. Content Team. Di donwlod pada tanggal 19 Mei 2010.
  10. Blog at WordPress.com. Di donwlod pada tanggal 20 Mei 2010.
  11. Perpustakaan – Islam. Com Di donwlod pada tanggal 22 Mei 2010.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar