JEURAM - Perayaan Idul Adha 1431 H di Aceh akan dilakukan berbeda. Pasalnya, meski pemerintah telah menetapkan pelaksanaan Hari Raya Idul Adha 1431 Hijriyah jatuh pada Rabu (17/11) besok, namun sebagian masyarakat dipastikan berhari raya lebih cepat dari ketetapan pemerintah.
Di Nagan Raya misalnya, ribuan masyarakat yang berasal dari sejumlah kecamatan, khususnya pengikut tokoh kharismatik Abu Habib Seunagan, Senin 15/11), sudah melaksanakan shalat Ied yang dipusatkan di halaman Masjid Peuleukung, Kecamatan Seunagan Timur. Sedangkan, pengikut Muhammadiyah yang sebesar di sejumlah kabupaten/kota di Aceh, dipastikan ber-Idul Adha pada Selasa (16/11) hari ini, sesuai keputusan PP Muhammadiyah.
Pantauan Serambi, gema takbir sudah bergema di Nagan Raya sejak Minggu (14/11) malam. Keesokan harinya yakni Senin pagi, ribuna pengikut Abu Habib Seunagan berbondong-bondong menuju halaman Masjid Peuleukung untuk menunaikan shalat Ied. Bertindak sebagai khatib adalah Said Hamazali.
Dalam khutbah singkatnya, Said Hamazali mengajak kepada seluruh umat Islam supaya terus mendekatkan diri kepada Allah SWT serta berbuat baik kepada sesama manusia, serta memakmanai hari raya qurban dengan mengambil hikmahnya.
Tokoh Masyarakat Nagan Raya, TR Keumangan yang juga cucu kandung Abu Habib Muda Seunagan, kepada Serambi, mengatakan, pelaksanaan hari raya Idul Adha yang lebih cepat dua hari dari ketepataan pemerintah, merupakan keputusan Abu Habib Qudrat yang telah melakukan perhitungan tersendiri.
Dirayakan hari ini
Sementara itu, sebagian warga Kota Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, terutama bagi kalangan masyarakat dari ormas Muhammadiyah, sebagaimana pengikut Muhammadiyah di seluruh pelosok Indonesia, dipastikan merayakan Idul Adha 1431 H pada Selasa (16/11) hari ini.
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Aceh Tengah, Zamri SPd, Senin (15/11), mengatakan, berdasarkan surat edaran dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah tertanggal 6 Juli 2010, ditetapkan Idul Adha 1431 H dilaksanakan pada 16 November 2010. Terkait adanya perbedaan dengan ketetapan pemerintah, menurut Zamri, itu merupakan hal biasa. “Mari kita jadikan perbedaan ini sebagai salah satu bentuk untuk semakin mempererat tali silaturahmi sesama muslim,” pintanya.
Tetap buka
Di sisi lain, walau sejak Senin (15/11) kemarin, sebagian masyarakat Aceh telah berhari raya, namun aktivitas perkantoran dan pertokoan masih berjalan normal. Hal serupa juga diyakini terjadi pada Selasa (16/11), meski hari ini sebagian warga Aceh lainnya khususnya pengikut Muhammadiyah akan melaksanaan shalat Ied. Pasalnya, pemerintah sudah mengeluarkan surat edaran yang meminta perkantoran tetap buka dan menjalankan aktivitas seperti biasa pada Selasa hari ini.
Pun begitu, perbedaan ini tak urung tetap juga menimbulkan kebingungan di kalangan masyarakat. Terutama di kalangan pegawai negeri sipil (PNS) yang diwajibkan masuk kantor seperti biasa. Walau PNS itu ada berhari raya hari ini, namun mereka tetap diwajibkan masuk kerja, karena sesuai ketentuan pemerintah libur nasional Idul Adha hanya satu hari pada Rabu (17/11) besok.
Sejumlah PNS di Setdakab Aceh Selatan, kepada Serambi, mengakui bingung tentang penetapan 10 Zulhijjah 1431 Hijriah, yang berbeda-beda. sehingga tidak tahu kebenaran yang pasti tetang perayaan hari raya qurban itu. “Sebab, jika shalat Ied tetap dilaksakan hari Selasa, maka para PNS tidak bisa masuk kantor. Padahal, sesuai dengan instruksi Sekda, libur Idul Adha hanya satu hari saja, yakni hari Rabu (17/11),” ungkap salah seoarang PNS yang minta identitasnya dirahasiakan.
Hanya saja, seperti ditegaskan Camat Labuhan Haji Suhasmi, meski sebagian PNS ada yang melaksanakan perayaan Idul Adha pada Selasa, namun bagi mereka tetap dianjurkan masuk kantor untuk melaksanakan tugasnya sebagai abdi negara seperti hari biasa. “Libur hanya hari Rabu, Selasa tetap bekerja,” katanya.(edi/c35/az)Serambi Indonesia : Tue, Nov 16th 2010, 11:05
Tidak ada komentar:
Posting Komentar